SISTEM INFORMASI INTELIJEN
DALAM DUNIA BISNIS
Disusun Oleh:
AJENG NONY WIRANTIKA
(11140213)
SEKOLAH TINGGI ILMU
EKONOMI BANK BPD JATENG
TAHUN 2015
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PENDAHULUAN
Dalam era
persaingan yang makin mengganas, banyak cara harus dilakukan untuk tidak hanya
tetap bertahan/survive,
akan tetapi juga tumbuh dan menghasilkan profit. Keuntungan yang kita harus capai pun tidak
cukup hanya sekedar untung, tapi harus signifikan agar dimungkinkan adanya
ekspansi dan akuisisi. Tujuan persaingan sekarang tidak boleh dipandang sebagai
pemacu agar bisa memberikan layanan yang baik saja. Tapi persaingan sekarang
harus dipandang sebagai persaingan hidup dan mati. Siapa yang kuat, dia yang
menang. Jangan ragu untuk menggunakan prinsip tersebut. Dalam persaingan, kita
tidak boleh setengah-setengah. Karena itu akan menjadi titik lemah kita yang
akan berakibat sangat fatal. Kekuatan, agresifitas dan totalitas dalam bersaing
harus terus dipegang.
Bisnis adalah perang. Bukan lagi sebuah
persahabatan atau persaudaraan yang segala sesuatu diselesaikan dengan cara
kekeluargaan. Semua ada harga dan perhitungan untung ruginya. Hanya ada 2 kata
yang harus benar-benar diperhatikan dan dipahami dengan baik, yaitu “untung”
atau “rugi”. Dengan kata lain, profesionalitas bisnis.
Kalau untung,
kita tetap bertahan dan berkembang, kalau rugi kita mati. Seperti halnya dalam
masa perang. Kita menang, kita selamat. Kita kalah, kita mati.
Salah satu stretegi penting dalam dunia
peperangan adalah intelijen. Kenapa dalam dunia bisnis memerlukan intelijen ?
Berikut salah satu kutipan dari sebuah artikel bisnis di internet:
“Business
Week (Knotts, 1989) sempat menyampaikan bahwa terdapat 5.000 mata-mata
perusahaan yang saat ini aktif terlibat dalam aktifitas intelijen, dan sembilan
dari sepuluh perusahaan besar memiliki staf-staff yang sangat berdedikasi
khusus untuk mengumpulkan intelijen kompetitif. Artikel ini pun mengatakan
lebih lanjut bahwa banyak perusahaan besar AS yang telah menghabiskan lebih
dari US$1 juta/tahun hanya untuk menelusuri pesaingnya. Bukti menyatakan bahwa
manfaat dari memata-matai perusahaan justru meningkatkan pendapatan, menurunkan
biaya dan memperbaiki pengambilan keputusan.”
Edward David
(2000) berpendapat bahwa evolusi Sistem Informasi Eksekutif dan DSS telah berkembang menjadi konsep Business
Intelligence (Intelejen Bisnis), yaitu suatu cara untuk
mengumpulkan, menyimpan, mengorganisasikan, membentuk ulang, meringkas data
serta menyediakan informasi, baik berupa data aktifitas bisnis internal
perusahaan, maupun data aktifitas bisnis eksternal perusahaan termasuk
aktifitas bisnis para pesaing yang mudah diakses serta dianalisis untuk
berbagai kegiatan manajemen.
Istilah intelijen bisnis pertama kali
digunakan oleh Hans Peter, seorang peneliti di IBM, dalam sebuah artikel pada
tahun 1958. Bisnis intelijen merupakan evolusi dari sistem pendukung keputusan
Decision Support Systems (DSS) yang dimulai pada tahun 1960 dan dikembangkan
pada tahun 1980-an . DSS berasal dari model dibantu komputer dibuat untuk
membantu pengambilan keputusan atau Executive Information Systems (EIS) dan
perencanaan . Dari DSS , Data Warehouse, Sistem Informasi Eksekutif (EIS) ,
OLAP dan akhirnya menjadi intelijen bisnis. Suatu metamorfosa yang hebat.
Pada tahun 1989 , Howard Dresner, seorang analis Gartner Group, mengusulkan agar istilah intelijen bisnis dipakai untuk menggambarkan konsep dan metode untuk meningkatkan pengambilan keputusan bisnis dengan menggunakan sistem pendukung berbasis fakta. Pada akhir tahun 1990, Bussiness Intelligence menjadi berkembang demikian pesat.
Seringkali aplikasi Bussiness Intelligence menggunakan data yang dikumpulkan dari data warehouse atau data mart . Sebuah gudang data adalah salinan dari data transaksional yang memfasilitasi dukungan keputusan . Namun, tidak semua gudang data yang digunakan untuk intelijen bisnis , juga tidak semua aplikasi bisnis intelijen memerlukan data warehouse .
Sekarang istilah Bussiness Intelligence bisa didefinisikan menjadi seperangkat metodologi , proses arsitektur , dan teknologi yang mengubah data mentah menjadi informasi yang bermakna dan berguna digunakan untuk memungkinkan wawasan strategis yang lebih efektif , taktis, dan operasional dan pengambilan keputusan . Apabila menggunakan definisi ini , intelijen bisnis juga mencakup teknologi seperti integrasi data , kualitas data , data pergudangan , magister manajemen data, teks dan analisis konten , dan banyak orang lain yang pasar kadang-kadang benjolan ke segmen manajemen Informasi .
Pada tahun 1989 , Howard Dresner, seorang analis Gartner Group, mengusulkan agar istilah intelijen bisnis dipakai untuk menggambarkan konsep dan metode untuk meningkatkan pengambilan keputusan bisnis dengan menggunakan sistem pendukung berbasis fakta. Pada akhir tahun 1990, Bussiness Intelligence menjadi berkembang demikian pesat.
Seringkali aplikasi Bussiness Intelligence menggunakan data yang dikumpulkan dari data warehouse atau data mart . Sebuah gudang data adalah salinan dari data transaksional yang memfasilitasi dukungan keputusan . Namun, tidak semua gudang data yang digunakan untuk intelijen bisnis , juga tidak semua aplikasi bisnis intelijen memerlukan data warehouse .
Sekarang istilah Bussiness Intelligence bisa didefinisikan menjadi seperangkat metodologi , proses arsitektur , dan teknologi yang mengubah data mentah menjadi informasi yang bermakna dan berguna digunakan untuk memungkinkan wawasan strategis yang lebih efektif , taktis, dan operasional dan pengambilan keputusan . Apabila menggunakan definisi ini , intelijen bisnis juga mencakup teknologi seperti integrasi data , kualitas data , data pergudangan , magister manajemen data, teks dan analisis konten , dan banyak orang lain yang pasar kadang-kadang benjolan ke segmen manajemen Informasi .
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Sistem Intelijen Bisnis adalah sistem yang
didesain untuk menyediakan informasi-informasi aktual mengenai peristiwa, tren
teknologi, ekonomi, politik, hukum, demografi, sosial budaya, dan yang paling
penting adalah mengenai atmosfir kompetisi bisnis yang sedang berlangsung.
Sistem Intelijen Bisnis adalah
kegiatan-kegiatan monitoring lingkungan eksternal sebuah perusahaan untuk
mendapatkan informasi yang relevan bagi proses pembuatan kebijakan perusahaan
tersebut. (Richard Coombs
,Competitive intelligence handbook. University Press ofAmerica, Bab I).
Seperti yang
sudah kita ketahui pada umumnya perusahaan-perusahaan besar di dunia melakukan
proses seleksi, koleksi, interpretasi, dan distribusi informasi terbuka yang
bisa diakses publik namun memiliki nilai penting bagi perusahaan. Usaha-usaha
tersebut bisa kita istilahkan sebagai intelijen bisnis. Lebih jauh intelijen
bisnis bisa kita definisikan sebagai berikut :
1.
Intelijen Bisnis adalah sebuah alternatif terminologi bagi Competitive
Intelligence. Definisinya adalah kegiatan-kegiatan monitoring
lingkungan eksternal sebuah perusahaan untuk mendapatkan informasi yang relevan
bagi proses pembuatan kebijakan perusahaan tersebut.
2.
Istilah lain CI adalah Competitor Intelligence, yaitu proses analisa yang
mentransformasikan keseluruhan competitor intelligence yang utuh menjadi pengetahuan
strategis tentang kompetitor, posisi, performance, kapabilitas, dan
niat/tujuan. Pengetahuan strategis tersebut harus relevan, akurat, dan bisa
digunakan.
3. Competitive
Intelligence adalah sebuah
cara berpikir (way
of thinking).
4. CI
menggunakan sumber-sumber informasi publik untuk mengetahui lokasi dan
membangun informasi tentang persaingan dan pesaing-pesaing yang ada.
5. Competitor
intelligence adalah
informasi yang sangat spesifik dan tepat waktu tentang sebuah perusahaan.
Ada dua main
job atau tugas utama dari seorang agen inteligen bisnis, yaitu :
1. mendapatkan informasi
Pentingnya
intelijen atau mata-mata atau spionase bisnis adalah informasi. Informasi
mengenai segala hal yang berkaitan dengan musuh yang sedang dihadapi dari sisi
bisnis. Siapa mereka, apa tujuannya, seberapa besar kekuatan mereka ( berkaitan
dengan,produk, modal, teknologi yang digunakan, sistem administrasi dan SDM )
apa rencana dan strategi mereka, dimana kelemahan mereka, dan dengan siapa saja
mereka menjalin hubungan, dll.
Selain dari
pada itu intelijen bisnis dituntut untuk mengetahui sejauh mana loyalitas
pelanggan terhadap produk, merk dan jasa tertentu sekaligus segmentasi pasar.
Informasi-informasi
tersebut yang kemudian akan kita gunakan untuk menyusun strategi yang tepat
untuk menghadapi dan bahkan mengalahkan mereka. Tanpa adanya
informasi-informasi tadi, kita hanya bisa meraba, mengkira-kira dan
menebak-nebak. Jauh akan lebih sulit bagi kita untuk menentukan tindakan dan
strategi yang akan digunakan.
2. membentuk sebuah opini
Yang kedua,
tugas intelijen selain mengumpulkan informasi, juga harus mampu membentuk
sebuah opini publik terhadap produk kita maupun produk kompetitor. Pembentukan
opini ini tergantung mau kita arahkan kemana. Apakah untuk memperbaiki dan
menaikkan index
persepsi baik/popularitas dari produk kita atau sebaliknya untuk menjatuhkan/melemahkan
produk kompetitor. Pembentukan opini ini akan sangat berdampak signifikan
terhadap kepercayaan dan loyalitas konsumen terhadap sebuah produk. Opini bisa
diciptakan dan dimanipulasi. Pemilihan materi dan media sangat penting dalam
proses ini. Dan itu adalah tugas dari para agen inteligen bisnis.
Tak jauh dari
dunia perang, inteligen dalam dunia bisnis pun mutlak diperlukan agar roda
bisnis kita tetap berjalan dengan baik. Tidak harus tujuannya “membunuh” dengan
melakukan Offensive
Inteligent, tapi cukup hanya untuk menjaga dan memastikan
kelangsungan dan pertumbuhan positif bisnis kita (deffensif inteligent
). Bila kita masih menghormati etika bisnis dan praktek-praktek persaingan
bisnis yang sehat, maka tidak perlu kita menggunakan intelijen kotor .
Berperang habis-habisan dan total, bukan berarti menghalalkan segala cara.
Defensif
intelijent maupun Offensif
Inteligent bisnis tidak harus membuat kita berlaku curang dengan
menyusup kedalam organisasi kompetitor dan mencuri ide dan gagasan mereka
seperti halnya yang terjadi pada perusahaan Unilever yang menuntut Procter
& Gamble (P&G) atas aktifitas mata-mata untuk mendapatkan rahasia
bisnis perawatan rambut Unilever.
Kita tidak bicara hal kotor seperti itu,
karena bagaimanapun kerasnya “ belantara bisnis” dewasa ini yang namanya Business
Etique tetap harus dijalankan sehingga informasi yang digunakan
melalui intelijen kompetitif untuk menyusun strategi dan taktik tetap
dijalankan dengan etis karena tujuan dari intelijen bisnis adalah bukan mencuri
rahasia perusahaan kompetitor, rahasia pasar kompetitor ataupun properti
rahasia lainnya. Tetapi merupakan sebuah teknik pengumpulan informasi secara
sistematis, secara terbuka (legal) dalam jangkauan informasi yang begitu luas,
yang ketika telah terseleksi dan disatupadukan serta dianalisa akan menyediakan
sebuah pemahaman yang utuh tentang struktur perusahaan pesaing, budaya
perusahaan, kebiasaan, kemampuan/kelebihan dan kelemahannya.
Salah satu
intelijen yang fair
adalah mengamati pergerakan kompetitor secara cermat melalui berbagai
media legal maupun publisitas mereka. Biarpun informasi ini bersifat umum dan
terbuka untuk semua orang, bukan berarti itu informasi yang tidak penting dan
dangkal. Jika kita bisa mengolahnya dengan baik dan menganalisa dengan detail
akan banyak hal yang bisa kita dapatkan dari hanya sekedar berita. Beranjak
lebih jauh, kita bisa menjadi “konsumen” kompetitor juga dalam skala
kepentingan investigasi. Sampai sejauh mana kualitas produk mereka, bagaimana price
nya, dan bagaimana tingkat pelayanan pra dan pasca jual kepada pelanggan.
Dengan memposisikan kita sebagai konsumen, akan kita dapatkan informasi yang qualify dan
akurat dibandingkan dengan mengandalkan sumber lain.
Dalam intelijen, prinsip “kenali dan dapatkan”
adalah tujuan utama yang harus dicapai. Untuk bisa mencapai tahapan ini
diperlukan :
1. Orang yang
tepat
2. Cara yang
tepat
3. Tools/sarana
dan media yang tepat
Minimal tiga point
diatas harus bisa terpenuhi agar proses pengumpulan informasi dan pembentukan
opini dapat berjalan dengan baik selain tentunya hal-hal lain termasuk juga
besaran alokasi anggaran, timing yang tepat dan situasi eksternal masyarakat
(ekopolsosbud).
Pemilihan
orang yang tepat, tidak harus berasal dari internal. Justru akan lebih leluasa
dan bebas jika agen tersebut adalah orang luar yang kita didik dan tugaskan
untuk mendapatkan informasi dibandingkan dengan orang dalam.
Dalam
mempengaruhi opini publik pun, akan lebih terasa realistis dan obyektif jika
itu berasal dari kalangan luar organisasi kita. Tidak ada salahnya kita
menggandeng tokoh keagamaan, budayawan, seniman bahkan seorang politisi untuk
bisa menyuarakan opini seperti apa yang kita inginkan. Tentunya hal tersebut
tidaklah gratis/cuma-cuma. Tapi bila kita memiliki konsep yang matang dengan
hal tersebut, sepertinya anggaran/cost yang kita keluarkan akan sebanding
dengan hasil yang kita inginkan. Jaman sekarang bukanlah jaman pure bussines
dimana bisnis berjalan sendirian melalui perangkat bisninya. Sekarang adalah
jaman dimana segala sumberdaya yang bisa memuluskan jalan digunakan. Termasuk
pengaruhnama besar, popularitas, kekuatan politik dan jabatan dalam
penentuan regulasi dan aturan mulai digunakan sebagai salah satu tangan dan
tameng bisnis. Sekali lagi, mengingat etika bisnis yang harus kita patuhi,
proses ini pun jangan sampai kebablasan dan salah kaprah yang membuat saling
menjatuhkan dan membunuh pihak lain. Tapi cukup untuk memastikan
ketidakberpihakan pemilik wewenang dan kekuasaan kepada salah satu kompetitor,
menjamin terlaksananya persaingan yang sehat dan memberikan “sedikit” apresiasi
dan opini positif dan obyektif terhadap produk dan jasa kita sehingga penilaian
masyarakat/konsumen akan obyektif dan fair. (cbn, 10 feb 2009)
2.
AKTIFITAS SISTEM INFORMASI
INTELIJEN DALAM BISNIS
- · Studi perusahaan pesaing produk sejenis dan strategi memenangkan persaingan.
- · Mengelola informasi mengenai data statistik pelanggan potensial, area potensial, kondisi ekonomi, sosial budaya dan politik lingkungan dunia usaha.
- · Pengamatan daerah operasi bisnis untuk kepentingan strategis perusahaan untuk mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal perusahaan.
- · Analisa Pasar mengenai jumlah dan area peredaran produk yang diminati oleh pelanggan, ancaman dan peluang yang ada, masa depan produk, tendensi pasar dll.
3.
UNSUR POKOK SISTEM INFORMASI
INTELIJEN
•
Profil
keperluan informasi dari manajer
•
Sistem
penggalian informasi manajemen
•
Sistem
pengkodean dan penyimpanan.
•
Sistem
analisis data
•
Kajian
khusus
•
Sistem
pelaporan
•
Pedoman
penghapusan data
Sistem intelijen dapat memberikan banyak keuntungan bagi suatu
perusahaan atau lembaga. Sekarang ini tidak hanya perusahaan besar yang
memiliki sistem intelijen
banyak perusahaan kecil yang juga mempunyai.
4.
SUMBER INFORMASI INTELIJEN DALAM
DUNIA BISNIS
•
Lembaga
pemerintah.
•
Asosiasi
perdagangan industri
•
Perusahaan
riset pasar swasta
•
Media
massa
Kajian khusus yang dilakukan organisasi Informasi yang diperoleh akan
digunakan
untuk memahami strategi pesaing, pergeseran halus dalam selera konsumen.
5.
SUBSISTEM INFORMASI INTELIJEN
- · Subsistem intelejen SDM mengumpulkan data yang berhubungan dengan SDM dari lingkungan perusahaan. Elemen lingkungan yang menyediakan data ini meliputi :
1. Pemerintah
2. Pemasok
3. Serikat Pekerja
4. Masyarakat
Global
5. Masyarakat
Keuangan, dan
6. Pesaing
- · Intelejen Pemasaran (marketing intelligence) mengacu pada berbagai kegiatan yang etis yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang pesaing.
Sama sekali tidak
beralasan untuk melanggar hukum guna mendapatkan informasi karena informasi
sangat mudah didapatkan
6.
FUNGSI SISTEM INFORMASI
INTELIJEN DALAM DUNIA BISNIS
Fungsi umum dari teknologi intelijen bisnis
adalah melaporkan , pengolahan analisis online, data mining pengolahan
informasi kompleks , bisnis manajemen kinerja, analisis prediktif dan analisis
preskriptif .
- · Business Intelligence berguna untuk meninjau bagaimana informasi internal dan informasi eksternal institusi atau perusahaan secara autentik, sehingga dapat menggerakkan strategi-strategi bisnis, melaui proses pengambilan keputusan yang handal, baik ketika melakukan perencanaan, pengorganisasian maupun pada tahap implementasi dan pengendalian, sehingga institusi atau perusahaan mampu memenangkan persaingan bisnisnya di era manajemen.
- · Intelijen bisnis mempunyai komponen berupa seperangkat teori , metodologi , proses , arsitektur , dan teknologi yang mampu mengubah data mentah menjadi informasi yang bermakna dan berguna untuk tujuan bisnis .
- · Intelijen bisnis dapat menangani sejumlah besar informasi untuk membantu mengidentifikasi dan mengembangkan peluang baru dalam dunia bisnis.Sehingga , kita akan bisa mendapatkan peluang baru dan menerapkan strategi yang efektif sehingga mampu menghasilkan keuntungan pasar kompetitif dan stabilitas jangka panjang.
- · Intelijen bisnis juga dapat memberikan pendekatan pro-aktif , seperti fungsi alarm untuk mengingatkan segera untuk pengguna aplikasi. Ada banyak jenis peringatan, misalnya jika beberapa nilai bisnis melebihi nilai ambang jumlah dalam laporan, maka intelijen bisnis akan memberikan peringatan dan analis bisnis bisa menjadi lebih waspada . Kadang-kadang mail alert akan dikirim ke pengguna juga.
- · Dengan bantuan Teknologi Informasi, intelijen bisnis mampu memberikan gambaran tentang sejarah operasi bisnis, kondisi bisnis saat ini dan prediksi operasi bisnis dimasa datang
- · Bisnis intelijen dapat diterapkan untuk tujuan bisnis berikut , dalam rangka mendorong nilai bisnis .
1 . Pengukuran – aplikasi/ program yang mampu menciptakan hirarki metrik kinerja dan benchmarking yang menginformasikan pemimpin bisnis tentang kemajuan menuju tujuan bisnis.
2 . Analytics - aplikasi/ program yang mampu membangun proses kuantitatif untuk bisnis untuk sampai pada keputusan yang optimal dan untuk melakukan bisnis penemuan pengetahuan . Pada proses analisis ini, sering melibatkan : data mining , data proccess , analisis statistik , analisis prediktif , pemodelan prediktif , pemodelan proses bisnis , pengolahan informasi kompleks dan analisis preskriptif .
3 . Pelaporan - aplikasi/ program yang mampu membangun infrastruktur untuk pelaporan strategis untuk melayani manajemen strategis bisnis, bukan pelaporan operasional . Sering melibatkan visualisasi data , sistem informasi eksekutif dan OLAP .
4 . Kolaborasi / platform kolaborasi - aplikasi/ program yang mampu mendapat area yang berbeda ( baik di dalam dan di luar bisnis ) untuk bekerja sama melalui berbagi data dan pertukaran data elektronik .
5 . Pengetahuan manajemen - aplikasi/ program yang mampu membuat data perusahaan didorong melalui strategi dan praktek untuk mengidentifikasi, menciptakan , merepresentasikan , mendistribusikan, dan memungkinkan adopsi wawasan dan pengalaman yang pengetahuan bisnis sejati .
PENUTUP
Jadi peran intelijen bisnis untuk saat ini
memang dipandang perlu. Karena dinamika bisnis era sekarang sudah begitu cepat
berkembang dan begitu ketat bersaing. Sehingga perubahan sekecil apapun dari
lingkungan ekternal kita dan sesingkat apapun waktu berlangsungnya perubahan,
akan berdampak besar terhadap kelangsungan bisnis sebuah perusahaan. Siapa yang
cepat dan cerdas memanfaatkan waktu dan situasi dialah yang akan berkembang.
Sebuah keputusan haruslah cepat, tepat dan strategis. Bagaimana itu bisa
terlaksana, fungsi dari inteligen bisnis inilah yang menentukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar